[FOKUS] Memahami 3 Metode Penyiaran Digital, Mana yang Lebih Baik?

Fokus 2 Sep 2020

Setiap metode transmisi penyiaran digital memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Nah agar tidak penasaran, jadi lemme explain 3 metode transmisi penyiaran secara digital.

  1. Terestial

    Terestial, Terrestrial, apalah itu. Mengudara dari stasiun pemancar dan ditangkap oleh antena. Kelebihannya tidak perlu menggunakan kabel, dan bisa langsung dicolokkan ke TV (asal perangkat TV sudah mendukung jenis siaran digital terestrial). Jika belum mendukung, jangan khawatir. Kalian bisa membeli sebuah Set Top Box (STB) untuk membantu menerima siaran tersebut).

    Tapi kekurangannya adalah rentan dengan cuaca, kanal terbatas, dan setiap pemancar punya jangkauan terbatas. Ia biasanya disebut dengan DVB-T (Digital Video Broadcasting-Terestrial).

  2. Kabel
    Ada 2 metode, memakai IPTV yang sepaket dengan koneksi internet, atau memakai jaringan dengan kabel coaxial. Kanal lebih banyak, namun karena memakai kabel jika sewaktu-waktu kabel transmisi putus maka perbaikan akan memakan waktu lama, karena harus digali lagi. Jika kabelnya di atas udara meskipun mudah untuk perbaikan namun berbahaya.
  3. Satelit (dengan antena parabola)
    Tak perlu pakai kabel, tinggal tembak ke satelit yang ingin dituju. Kanal cukup banyak walau tak sebanyak kabel. Tapi resiko tabrakan dengan satelit atau benda angkasa lain tak bisa dihindari sehingga bakal mengganggu transmisi.

Di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa, siaran digital terestrial memiliki penamaannya masing-masing.

Di Amerika Serikat, DTV (Digital Television) adalah istilah yang digunakan. DVB-T (Digial Video Broadcasting-Terestrial) biasa digunakan di Jepang sebagai istilah untuk siaran digital jenis ini, dan ISDB-T (Integration System of Digital Broadcasting-Terestrial) adalah istilah untuk siaran digital terestrial di Jepang.

Tag

Andhika Rizky Reihansyah

Di antara dengan Agung Suhendro

Broadcasting, Tech and Design Geek