Puluhan cosplayer foto bersama di depan panggung event (Sumber: Istimewa)

[OPINI] Wibu Bersuara: Dear Parpol, Jangan Susupi Event Kami!

Pop Kultur 2 Okt 2023

Pembuka

Event jejepangan saat ini sudah semakin masif jumlahnya, bahkan setiap minggu bisa sampai lebih dari 1 event digelar bersamaan di berbagai kota.

Pasca pandemi yang melumpuhkan segala kegiatan, event jejepangan kembali marak bak jamur di musim hujan. Hal inipun dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk memperlebar sayap mereka hingga ke pasar wibu.

Berbagai vendor mulai dari ponsel dan komputer, yang dimana konsumennya tidak jauh-jauh dari kalangan wibu gamer, hingga vendor otomotif sampai agen properti berduyun-duyun menggelar event untuk menarik minat kalangan massa yang cukup besar ini.

Namun, tahun ini merupakan tahun yang cukup panas, baik secara harfiah maupun kiasan. Apalagi di Indonesia, kegiatan kampanye partai politik sudah berlangsung, terlebih sudah memasuki tahun politik. Masing-masing partai dan kader berjibaku menawarkan diri dan menyampaikan gagasan mereka untuk 5 tahun kedepan.

Sempat jadi perhatian kami sejak beberapa bulan ke belakang bahwa partai politik maupun simpatisan beberapa bakal calon presiden pun turut mencoba menarik simpati wibu, dimulai dengan berkampanye melalui media sosial, bahkan turut serta meraamaikan linimasa dengan meme yang sangat berkaitan dengan mereka. Contohnya ya Cak Vergil yang diasosiasikan dengan capres asal PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, dengan Senator Armstrong yang diasosiasikan dengan capres asal Nasdem, Anies Baswedan.

Bahkan Pak Anies sendiri pun juga ikut mengonfirmasi kemiripan ini (Sumber: X atau Twitter)

Loh, Gak Bahaya Tah?

Namun, yang sangat disayangkan, ada beberapa pihak yang malah memanfaatkan hype demi menarik simpati dari kalangan yang awalnya dipandang sebelah mata ini. Beberapa kasus misalnya, salah satu partai politik menggelar event perlombaan e-sport yang juga diramaikan dengan cosplayer sebagai ajang kampanye mereka.

Salah satu tangkapan layar dari event yang digelar simpatisan salah satu capres (Sumber: Facebook/Nadi)

Hal ini pun jadi gorengan warganet yang menganggap event ini kurang etis dan pantas, sehingga tidak sedikit yang meminta agar event ini dibatalkan. Dan saya pun mengamini, dengan pertimbangan yang bakal saya jelaskan di bawah.

Hobi Jangan Dicampuri Urusan Politik Praktis!

Event jejepangan secara umum adalah ajang ekspresi, unjuk kreativitas, hingga silaturahmi antar wibu yang memiliki hobi dan minat yang sama. Event ini juga bisa menjadi ajang untuk melepas penat setelah beberapa hari sebelumnya diterpa rutinitas yang terkadang bikin kepala panas.

Di beberapa event juga, tidak sedikit yang menjajakan hasil kreasi mereka dalam bentuk kuliner, merch, hingga kostum yang dibuat sendiri, yang sesuai dengan target massa. Bahkan, ada event yang dikhususkan untuk ini. Beberapa contohnya adalah Comic Frontier dan Komikal.

Tidak masalah sebenarnya apabila event ini dihadiri oleh pejabat dinas atau kementerian yang terkait dengan dunia kultur ini, juga oleh kepala daerah. Namun, sangat tidak etis apabila hobi dijadikan tempat berpolitik praktis oleh partai politik maupun simpatisan.

Memang, di ajang event wibu ada banyak pengunjung yang memenuhi syarat umur untuk menjadi pemilih, dan tidak sedikit di antara mereka yang merupakan pemilih pemula. Dan memang, mereka sudah memiliki hak untuk berpolitik.

Namun, tidak sedikit pengunjung yang ternyata masih di bawah umur, yang bahkan pemilih pemula pun masih pemula dalam politik praktis.

Event jejepangan juga memang seharusnya tidak diperuntukkan untuk ajang kampanye, karena basis massa wibu adalah pada umumnya netral dan tidak berpihak ke manapun. Partai politik maupun simpatisan juga harus menghormati netralitas massa dan juga netralitas event jejepangan ini.

Komunitas juga tidak bisa dipaksa untuk memilih atau mendukung salah satu partai maupun calon kepala negara hanya karena salah satu calon dekat dan bahkan berkerabat erat dengan salah satu petinggi komunitas.

Penutup

Biarlah urusan hobi tetap netral, bebas, dan tidak memihak kepada siapapun dan pihak manapun. Janganlah dicampuri dengan urusan politik praktis karena tidak semua wibu melek politik. Jangan pula memanfaatkan basis massa wibu yang besar untuk kepentingan pribadi dan golongan, terlebih untuk kepentingan 5 tahun sekali.

Dan yang terpenting, jangan paksakan kehendak dan hati nurani wibu untuk memilih yang tidak sesuai keinginan. Sampaikan ide dan gagasan, namun di forum yang lebih layak.

Sebagai wibu pula, kiranya kita harus menjaga netralitas baik di event maupun di luar event. Tidak masalah wibu menjadi politisi atau mencalonkan diri, bercosplay pun tak masalah. Namun akan jadi masalah jika acara unjuk hobi dicampur aduk dengan urusan politik praktis.

Tag

Agung Suhendro

Semper Fidelis, Semper Paratus.