Solusi Pakai PeduliLindungi Tanpa Ponsel, Seperti Apa Caranya?

Teknologi 14 Okt 2021
Aplikasi PeduliLindungi menjadi syarat utama untuk masuk ke tempat umum hingga perbelanjaan pada masa pandemi COVID-19 (Foto: Antaranews).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan cara penggunaan platform kontak dan telusur Pedulilindungi bagi para siswa dan lansia yang tak memiliki ponsel pintar.

Chief Digital Technology Office Kemenkes Setiadji mengatakan, bagi siswa sekolah yang tidak boleh atau belum bisa membawa ponsel ke sekolah, pihaknya melakukan tracing lewat database yang diperoleh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Lewat data itu, informasi siswa yang positif covid-19 atau kontak erat dengan yang positif akan diberikan kepada guru di masing-masing sekolah.

Baca juga: Gadis VTuber Imut Amatsuka Uto Rayakan Anniversary dan Debut 3D

Melansir dari CNN Indonesia, "Nah ini yang agak berbeda kalau di sekolah itu siswa tidak membawa HP, bagaimana kita tracing dengan baik kita punya database dari kemendikbud kemudian itulah akan kita berikan informasi ke masing masing guru ataupun keluarganya apabila siswanya terjadi positif ataupun kontak erat," ujar Setiadji secara virtual, Kamis (14/10) siang.

Cara itu sebagai upaya Kemenkes untuk mengombinasikan masyarakat yang memiliki smartphone atau yang tidak memiliki ponsel.

Akan Ada "Microsite" Bagi Lansia Tanpa Ponsel

Di samping itu ia juga menjelaskan bagaimana penerapan aplikasi PeduliLindung bagi masyarakat lanjut usia (lansia) yang tak bisa mengakses maupun tak memiliki ponsel pintar.

Setiadji mengatakan bagi para lansia yang hendak berpergian ke suatu tempat atau mengakses transportasi umum, pihaknya akan menyediakan microsite yang dapat diakses bagi lansia.

Baca juga: Xiaomi Resmi Naikkan Harga Ponselnya Akibat Kelangkaan Chip

Petugas di lapangan nantinya akan meminta nomor indentitas dan nama lengkap, yang nantinya akan diinput oleh petugas ke microsite tersebut.

"Untuk [lansia] yang tidak memiliki HP jadi petugasnya melakukan cek identitas yang bersangkutan, kemudian dimasukkan NIK-nya, dan nama," pungkasnya.

Melalui cara itu petugas akan mengetahui apakah masyarakat itu berada di wilayah status merah, kuning, hijau atau hitam.

"Jadi ada aplikasi yang bisa dimasukkan semacam microsite yang kita siapkan untuk petugas di lapangan, tinggal masukkan NIK dan nama, lalu keluar statusnya," tuturnya.

Layanan itu disebut Setiadji sudah ada di beberapa tempat, seperti pada perjalanan kereta api dengan sistem e-ticketing. Kemenkes mengklaim pihaknya sudah mengintegrasikan sistem e-ticketing, sehingga tervalidasi dengan PeduliLindungi.

Baca juga: Apa Saja Perbedaan TV Digital dengan Layanan Streaming Video?

Di samping itu Setiadji menjelaskan nantinya aplikasi PeduliLindungi bakal menjadi aplikasi ketahanan kesehatan seperti untuk penyakit kritis lain yang akan dikembangkan.

"Ini salah satu aplikasi ketahanan kesehatan seperti penyakit kritis, sistemnya sudah ada tetapi tinggal modul-modul lain yang tentunya itu jadi platform yang akan kita gunakan," tutup Setiadji.

Tag

Yehezkiel Frederik Ruru

Photography, Technology and Videography Enthusiast